TENTANG PPSDM PERHUBUNGAN LAUT

DJPL terbentuk sejak sebelum Perang Dunia II dengan Nama “Dients Van Scheepvart” yang bernaung di bawah Departemen Van Marine.

Sejarah PPDSMPL HUBLA

 


Bagi bangsa Indonesia, samudera memiliki arti penting secara historis, ekonomis dan geopolitis. Bangsa kita juga dikenal sebagai bangsa pelaut. Kehidupan ekonomi Indonesia sebagian berasal dari sumber daya laut serta hasil perdagangan melalui laut. Indonesia merupakan sebuah bangsa yang berada di tengah pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia, sebagai titik tumpu (fulcrum) dua samudera, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.


Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Mereka ke Utara mengarungi lautan, ke Barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar, ke Timur hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar. Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Kerajaan Sriwijaya dari tahun 683 hingga 1030 M telah mendasarkan politik pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan lautnya. Angkatan Kerajaan Sriwijaya umumnya telah ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dan mendapat tugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya.


Ketangguhan agraris dan maritim pertama kali ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Masehi, Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara.
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit pada tahun 1293-1478 Masehi. Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mem-persatukan nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, China.


Kilasan sejarah itu memberi gambaran, beberapa kerajaan di Nusantara mampu menyatukan wilayah luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga, kehandalan manajemen transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni. Sejarah telah mencata dengan tinta emas
bahwasannya Sriwijaya dan Majapahit pernah menjadi center of excellence di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Mengutip pernyataan Presiden Repubik Indonesia Ir. Joko Widodo, bahwa Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Inilah saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu bisa kembali lagi membahana.


Posisi strategis Indonesia di antara dua samudera, yang menjadi poros pelayaran dunia, merupakan faktor penting dalam menjaga kebebasan dan keamanan navigasi pelayaran internasional terutama di persimpangan jalur laut yang menghubungkan perdagangan Barat-Timur dan Utara- Selatan dimana lebih dari 60 ribu kapal melewati wilayah laut Indonesia setiap tahunnya.


Pembangunan infrastruktur maritim, melalui pengem-bangan Sumber Daya Manusia Maritim menjadi bagian penting dari upaya untuk mengembalikan jati diri maritim Indonesia. Saat ini Pemerintah memiliki fokus untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya kelautan, membangun transportasi laut dan infrastruktur pelabuhan yang disertai dengan pem- bangunan industri maritim yang kuat. Identifikasi fasilitas dan dukungan terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut yang Unggul serta Link and Match terhadap Kebutuhan Industri Maritim termasuk dengan membangun kekuatan ekonomi masyarakat merupakan upaya untuk mewujudkan kemandirian maritim.


Dalam konteks persiapan Sumber Daya Manusia di bidang transportasi, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut merupakan unit organisasi di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mempersiapkan Perwira Transportasi Laut sebagai Sumber Daya Manusia Perhubungan.


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut merupakan salah satu Unit Eselon II pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan sebagaimana disebutkan pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM. 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang Transportasi Laut. yang sejalan dengan Tugas Pokok dan Fungsi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan yang Melaksanakan tugas pengembangan sumber daya manusia di bidang perhubungan serta selaras dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perhubungan, yaitu membantu Presiden dalam mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.


Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut pada prinsipnya adalah sebagai fasilitator dalam pembinaan Perguruan Tinggi dan Pusat, serta Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kemaritiman, Lembaga-lembaga milik Kementerian Perhubungan dan Non Kementerian Perhubungan untuk memfasilitasi Sumber Daya Manusia Kemaritiman dalam Prima, Profesional dan Etis sesuai standar nasional dan internasional. Hal ini didukung oleh struktur organisasi, sistem manajemen, teknologi dan perencanaan strategis termasuk sumber daya dari APBN dan BLU serta fasilitas infrastruktur yang canggih dan sumber daya manusia dan pendidikan staf pengajar yang terus dikembangkan sesuai dengan tren perkembangan. ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan industri perkapalan pada khususnya.


Dalam mengambil bagian untuk memajukan sumber daya manusia maritim yang unggul dan tangguh untuk kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhu-bungan berkomitmen untuk meningkatkan kesempatan dan harapan kerja bagi Perguruan Tinggi Pelayaran. Hal ini dalam Rangka Peningkatan Peranan Sumber Daya Manusia Kema-ritiman melalui pembukaan Program Pendidikan Sarjana/Pendidikan Vokasi, Program Pendidikan Magister/Pendidikan Vokasi dan Program Pendidikan Doktor Akademik/Pelayaran dengan fokus Pelabuhan Maritim dan Logistik (Pelabuhan Perusahaan), Administrasi Maritim untuk Keselamatan,
Keamanan dan Kewenangan, Lalu Lintas dan Pelayaran Maritim (Perusahaan Pelayaran).


Perguruan Tinggi Merchant Marine dan politeknik di Indonesia berorientasi Vokasi pada pendidikan tinggi, yang menghasilkan lulusan yang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan "hands-on". Untuk menghasilkan tenaga akademik yang memiliki kualifikasi sesuai dengan undang- undang, Kemen-terian Perhubungan melalui Badan Pengem- bangan Sumber Daya Manusia Perhubungan secara lebih konkrit memanfaatkan kesepakatan yang telah disepakati dengan membuat program pendidikan Magister dengan skema program Double Degree Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan Kementerian Kelautan.

 Kerjasama Transportasi antara BPSDMP, ITS dan STC Belanda dengan sistem pola block learning selama 24 bulan, Pembelajaran di Indonesia selama 1 tahun pembelajaran dari ITS Online dan Offline dan selama 9 bulan pembelajaran dari STC (Visiting Lecture) Online dan Offline dan Pembelajaran di Belanda selama 3 bulan belajar dari STC Online dan Offline. Sesuai dengan Revolusi Industri 4.0, Pusat Pengem-bangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, BPSDM Perhubungan terus berupaya mewujudkan Pengembangan Sistem Informasi dengan kualitas dan kapasitas yang sesuai, efektif dan tepat waktu melalui SIMPEL PPSDMPL atau Sistem Informasi Manajemen Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan Pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut Indonesia. Filosofinya adalah bahwa masa depan kesejahteraan dunia terletak pada bagaimana kita mengelola laut dan masa depan itu dapat kita capai dengan melindungi laut sebagai milik bersama semua bangsa melalui kerjasama internasional, terutama melalui International Maritime Organization/IMO.


Terkait sistem manajemen mutu, Pusat Pengem-bangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, BPSDM Perhubungan pada bulan Oktober tahun 2020 telah meraih sertifikat ISO 9001:2015 dari NQA Indonesia.